Kamis, 25 Agustus 2016

Budaya, Makanan, dan Budaya khas Jombang

Jombang identik dengan Ludruk. Sebab, menurut sejarahnya, kesenian rakyat ini lahir dari tangan para seniman Jombang sebagai aset kesenian “kota santri”, bernama Wak Rebo. Pada tahun 1920-an saat penjajahan Belanda, seniman yang konon tinggal di Desa Kebun agung, Kecamatan Ploso, Jombang itu berjuang mempertaharrkan hidup dengan menjual jasa sebagai pengamen. Dengan sedikit kepandaian menari dan mengidung, Wak Rebo ngamen dari rumah ke rumah ke luar masuk desa. Untuk menutup jati dirinya, ia membedaki wajahnya coreng moreng seperti orang gila. Ini terpaksa dilakukan supaya tidak malu dan semata untuk mendapatkan sesuap nasi. Dandanan dan tarian sekenanya itu, ternyata justru sering mengundang tawa. Genik Lakunya pun menarik perhatian penonton. Padahal, musik yang megiringinya cuma “gamelan garingan”. Yokui, orkestrasi mulut yang dilantunkan di sela kidungnya. Iwak bandeng numpak kreta … plak … nong . . . plak ….iwak teri dowo buntute … yo “aman . .. .”Iak . . . nang …plak . . . nang ….Nek seneng ketok mota kate dirabi gak kuat blanjane … plak … nang … plak . … neng .. . ! dilanjutkan dengan kidungan lain atau gending yang dikuasainya.Kesenian model Wak Rebo itu, dalam perkembagnannya kemudian oleh Wak Santik, seniman asal Desa Ceweng, Kecamatan Diwek dilengkapi dengan alat musik ken dang. Personilnya pun ditambah dua orang, yakni : Amir dan Pono. Namun dandanannya tetap ala Wak Reba. Setiap ngamen, ketiganya memoles mukanya coreng moreng. Hanya yang satu orang, Pono, mengenakan busana wanita, yang kemudian disebut sebagai “wedokan”. Hadimya kelompok seniman Santik itu, agaknya, membuat tontonan seni jalanan ini menjadi lebih segar dan menciptakan gerak laku kegembiraan dan lebih menarik perhiltian.Kemudian tarian ini dikenal sebagai kesenian lerok. Dan dalam perjalanannya lalu mengalami beberapa modifikasi. Pendudukng tari ditambah, cerita bervariasi dan dilengkapi seperangkat orkestrasi gamelan. Maka jadilah kesenian baru yang disebut “Ludruk”.
Sumber : https://jawatimuran.wordpress.com/2012/10/26/ludruk/

KIKIL MAKANAN KHAS JOMBANG

Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk.

ES DEGAN KHAS JOMBANG

Es degan khas jombang ini berbahan dasar Buah dari kelapa muda yang diserut kemudian diberi gula dan es. Yang menjadikan khasnya Es degan ini mendapat bahan tambahan yang berupa nata de coco, alpukat, dan durian yang dilengkapi dengan susu cair.Tambahan-tambahan khas tersebut yang membuat es ini terasa nikmat

PECEL RENGKEK KHAS JOMBANG


Pecel rengkek pasti anda bertanya-tanya apa sih rengkek itu?? nama makanan khas pecel dini di ambil dari asal penjualnya yang kesemuanya kaum ibu paruh baya membawa semacam box yang terbuat dari kayu dan tripleks, yang orang-orang terkadang juga menyebut box ini dengan ronjot, ditaruh di atas sepeda atau sepeda motor. Tempatnya itu di namakan rengkek, Nasi pecel ini di sajika dengan pincuk yang menjadikan uniknya makanan ini

CIRI KHAS KOTA JOMBANG
Jombang adalah salah satu kota yang ada di provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota asal mantan presiden K.H Abdulrahman Wahid alias Gus Dur. Ciri khas dari kota Jombang ini adalah pondok pesantrenya. Di kota ini banyak sekali pondok pesantrenya, misalnya ponpes tebuireng, darul ulum jombang, ponpes denanyar, ponpes tambak beras dan masih banyak lainya. Maka tidak heran jika kota kecil ini mendapat julukan sebagai kota santri.
Sumber :  https://fachmibarakwan.wordpress.com/2015/07/02/kebudayaan-makanan-dan-ciri-khas-kota-jombang/

1 komentar: