Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang memberikan layanan
kesehatan bagi masyarakat luas pada tanggal 17 Agustus 2013 bertepatan
dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 68. Rumah Sakit ini
merupakan sarana penunjang pendidikan dan merupakan salah satu profit
center dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Malang diresmikan oleh Presiden Ke-5 Republik
Indonesia oleh Ibu Hj. Megawati Soekarno Putri pada tanggal 17 Juni 2014
di bangun diatas lahan dengan lokasirumah sakit tidak jauh dari Kampus 3
Universitas Muhammadiyah Malang yaitu tepatnya di sebelah timur
terminal Landungsari.
Berdiri diatas tanah seluas 9
hektare dan memiliki bangunan utama setinggi 6 lantai dan beberapa
bangunan gedung penunjang setinggi 5 lantai dan gedung rawat inap
setinggi 3 lantai. Bentuk bangunan yang megah dan tertata rapi dengan
ciri khas arsitektur tiongkok, menjadikan RS Universitas Muhammadiyah
Malang ini mudah dikenali oleh segala lapisan masyarakat.
Keberadaan
RS UMM merupakan bagian dari layanan kesehatan berusaha untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pasien. Mengusung motto
“pelayananku, pengabdianku” mendorong RS UMM agar terus dan terus
belajar meningkatkan layanan yang memuaskan masyarakat.
Masjid KH M Bedjo Darmoleksono
Tentang filosofi masjid ini dibangun lebih dulu sebelum pembangunan
Rumah Sakit selesai, rektor beralasan, membangun masjid lebih penting
daripada bangunan Rumah Sakitnya sendiri. Ini bermakna bangunan
spiritual didahulukan daripada fisik. Selain itu, dengan adanya masjid
di kawasan pembangunan Rumah Sakit bisa dimanfaatkan oleh tukang dan
masyarakat sekitar.
Sedangkan alasan dipilihnya nama KHM Bedjo
karena tokoh satu ini memiliki kaitan sejarah sangat erat dengan
Muhammadiyah dan UMM. Kyai Bedjo adalah muballigh yang memiliki ilmu
agama sangat tinggi dan pernah menjadi pimpinan Muhammadiyah Malang
serta sebagai dewan pengawas dan komisaris UMM. Kiprahnya di
Muhammadiyah diakui hingga tingkat nasional.
Dalam buku Siapa
& Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur (2007), disebutkan dalam
berdakwah KHM Bedjo tidak hanya di mimbar-mimbar masjid, tetapi juga di
sekolah, kampus dan radio serta tulisan di media massa. “Salah satu
tulisannya ‘Islam Sontoloyo’ di Suara Muhammadiyah sempat membuat
majalah itu dibreidel oleh presiden Soekarno,” sebut buku tersebut.
Nama
KHM Bedjo untuk masjid baru UMM nampaknya dimaksudkan untuk
membangkitkan semangat keteladanan Kyai Bedjo tersebut. Tak sekedar
ilmuwan keagamaan, Kyai Bedjo juga aktivis yang kritis.
Sumber : http://bangoevolution-x.blogspot.co.id/2016/06/deskripsi-rumah-sakit-umm-dan-masjid-kh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar